Sunday, December 22, 2019

Ini Cara BNI Kembangkan UMKM

Pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan basis data besar didigitalkan oleh BNI. Pada kesempatan peringatan 73 tahun BNI, BNI meningkatkan langkah-langkah untuk beralih ke perbankan digital, termasuk penyediaan layanan kepada UKM, yang akan disajikan sebagai bagian dari program klaster. Kisah sukses program klaster BNI Digital Banking dicatat dalam sebuah buku berjudul "Inovasi dalam pengembangan UMKM di negara-negara berkembang terkemuka".

Langkah konkret yang diambil BNI dalam layanan digitalisasi untuk UMKM diambil untuk mendukung pengembangan teknologi informasi, termasuk pemrosesan kredit digital. Layanan ini terdiri dari mengembangkan aplikasi pinjaman digital untuk memproses pinjaman besar. BNI sangat bersedia dan optimis untuk mengubah bisnis perbankan dan untuk menyambut era kemajuan teknologi dengan meminjamkan teknologi digital tradisional.

Agar berhasil mendigitalkan pengembangan UMKM, BNI bekerja dengan perusahaan baru untuk membangun ekosistem keuangan digital untuk kelompok UMKM, terutama di sektor kredit dan produksi. BNI bekerja sama dengan PS Aruna untuk mengembangkan UMKM. Kerja sama ini meluas ke bidang perikanan, dengan mana ekosistem keuangan konsep rumah nelayan Indonesia dibangun.

Untuk sektor pertanian, BNI bekerja dengan PT Agri Tekno Karya, pemilik aplikasi HARA. Kolaborasi ini memungkinkan digitalisasi lingkungan bisnis petani dan pengembangan konsep petani Indonesia.

Digitalisasi terjadi di bidang perikanan dan pertanian, karena BNI melihat perlunya wadah digital atau ekosistem untuk nelayan atau masyarakat pesisir dan petani. Aglomerasi masyarakat adalah segmen yang tidak memiliki akses ke bank dan karenanya membutuhkan dukungan untuk meningkatkan produktivitas dan standar hidup.

Konsep nelayan dan rumah pertanian Indonesia adalah untuk mengembangkan basis ekosistem untuk rantai nilai yang berfungsi sebagai penyedia data digital bagi nelayan / petani dan pusat transaksi untuk memenuhi semua kebutuhan nelayan / petani. Untuk mendapatkan akses ke modal dari bank, diperlukan database ini, yang sederhana dan murah, menyediakan peralatan memancing, serta mengembangkan dan memasarkan operasi lepas pantai. Basis data serupa juga dibutuhkan untuk mempercepat pelatihan nelayan atau kelompok petani. Berbagai fasilitas ini akan membantu pemerintah mengelola data nelayan dan petani di masa depan.

Pengembangan digitalisasi oleh BNI Mobile Banking juga mendukung pengembangan UMKM melalui program cluster berbasis teknologi digital. Mereka juga mulai membantu nelayan dan petani mempercepat pemberian pinjaman, khususnya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tahun 2019 ada portofolio distribusi KUR-BNI dengan kelompok 5,9 triliun rupee yang mempengaruhi lebih dari 94.000 UMKM di seluruh Indonesia.